beranjak
menghilangkan
jarak
antara ku dan
arak
Aku amati cawanku
masih ada sekali
teguk
Hanya itu
tertinggal jatahku
pupus oleh
perlombaan blagak bleguk
Bau busuk
menguar tanpa
ampun menusuk
Ditingkahi kasak
kusuk
di istana
kehormatan para kutu busuk
Awan masih
berarak
menuju tempat
baru berpijak
tidak butuh yang
melunjak
bersenjatakan
arak
Tanganku lantang mengacung
tak peduli
kelingking yang buntung
yang penting bukan
kepala yang dipancung
Ah, aku sungguh-sungguh
beruntung!
Langit gelap
bergemeratak
merindukan awan
aneka rupa yang diarak
ke sudut
cakrawala yang kotak
dengan tawa riuh bergedubrak
Tangan-tangan serempak
terangkat
terayun tanpa
ampun
tidak telanjang tapi
berseragam tongkat
membelai liar sekujur
tubuh sang kampiun
Sang kampiun
tidak lagi bergerak
pasrah dalam diam
diarak
meninggalkan
jejak panjang berak
yang bisa kubaui
di cawan arak
Lalu kuteguk
Gluk
Aku dan arak
serupa awan-awan
gemuk berarak
meski dengan
sendi yang berderak
sesekali
ditendang mesra karena mengerak
Tapi tidak hari
ini kala awan masih berarak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar