Jumat, 08 Juni 2012

Flash : Ongkos Pulang

Terik menyengat. Di pasar yang padat dan gerah seorang perempuan setengah baya berdiri lunglai dengan bungkusan kain lusuh di gendongannya. Matanya nyalang mengamati orang-orang yang lalu lalang dengan langkah panjang dan cepat. Matanya bersinar penuh harap ketika dua orang perempuan yang sedang asik ngobrol berjalan ke arahnya. Langkah mereka tenang. Tidak terburu-buru seperti yang lain. Raut wajah mereka juga terlihat ramah. Perempuan tua itu langsung menghampiri mereka.

”Nak, ibu kesasar. Tadi salah naik angkot. Sekarang mau pulang nggak ada ongkos...” ujarnya memelas dengan logat Sunda yang sangat kental.
”Ibu mau pulang kemana?” tanya salah seorang perempuan itu.
”Ke Cimahi...” sahutnya lagi semakin memelas. Kedua perempuan itu terlihat saling berdiskusi dulu. Si ibu tua menatap mereka dengan penuh harap dan memelas. Mengulang-ulang kalimat yang sama dengan intensitas yang semakin tinggi dan mendesak.

Akhirnya kedua perempuan itu sepakat membantunya. Mereka mengeluarkan dompet untuk mengambil uang. Perempuan tua itu semakin bersemangat dan meneruskan aksinya memelas. Kedua perempuan itu sudah mengambil uang dari dompet untuk diserahkan kepada perempuan tua itu sebagai ongkosnya pulang ke Cimahi.

”Lho, Bu? Masih disini? Katanya kemarin mau pulang ke Cianjur?!” teguran yang lumayan keras itu mendadak menghentikan mereka semua. Seorang pria setengah baya berdiri tidak jauh dari mereka.

Tanpa ba bu bi perempuan tua itu pun melesat meninggalkan tiga orang yang masih berdiri bingung di tengah pasar. Di bawah sengatan matahari yang terik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar