Kamis, 07 Juni 2012

Puisi : Setelah Badai

Tadi malam kita bertengkar
pertengkaran terhebat sepanjang hubungan kita yang baru seumur jagung
aku dan kamu... sama-sama terluka parah
sama-sama lemas nyaris kehabisan darah

Dengan sisa-sisa tenaga, aku memutuskan pergi
membanting pintu
meninggalkan rumah yang porak poranda oleh badai kita
barusan tadi

Aku mengitari semesta
menghibur diri dengan gemintang yang menari genit
sekedar untuk mengganti rautku yang masam agar lebih manis
menghirup kebekuan di angkasa
sekedar untuk mendinginkan dan memadamkan api amarah

Aku tidak ingat sudah berapa lama
rasanya hanya sekejap dan aku memutuskan pulang
pasti kamu sedang kewalahan merapikan rumah kita sekarang
yah tidak mengapa, aku akan membantumu
mungkin kita bisa bersenda gurau dan segalanya akan membaik

Rumah kita sepertinya masih sama seperti saat aku tinggalkan tadi
aku membuka pintu dan masuk ke ruang yang gelap
menyalakan lampu dan terlongo

Tidak ada perabot yang porak poranda tadi
tidak ada juga hawa kemarahan sisa yang tadi
yang ada hanya keheningan dan kekosongan
tanpa kamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar