Kamis, 07 Juni 2012

Flash : Waktu

Di suatu siang di food-court, makanan yang kupesan baru kusentuh sedikit.

Mataku nyalang mengamati sekeliling. Di sekitar kita orang-orang sibuk berlalu lalang. Suara riuh ditingkahi musik seperti biasa. Mereka juga sedang menikmati makan siang seperti aku. Bedanya adalah, aku makan siang bersamamu.

"Makananmu akan segera dingin." tegurmu. Ternyata mataku keasikan berkelana.
"Aku tahu." jawabku.
"Apalagi yang kamu tunggu? Waktu makan siang juga sebentar lagi usai."
"Aku tahu." jawabku lagi.
"Kamu memang begitu." Aku menatapmu tidak mengerti. Kamu menghela napas. "Apakah semua itu memang tidak penting? Makanan yang akan dingin. Waktu istirahat yang akan habis..."
"Entahlah... Kalau dingin yah dingin. Habis yah habis." jawabku.
Kamu menatapku dengan ketidaksetujuan yang terlihat jelas.

"Kamu pikir masih ada lain kali? Kamu masih berpikir begitu?" Setelah mengatakannya, kamu tertawa. Tawa miris yang pastinya ditujukan padaku.
"Kenapa? Bukannya memang begitu?" Kamu menggeleng lalu menatapku lekat. Yang ada sekarang hanya kebekuan di sana.
"Waktumu sudah habis." Setelahnya kamu pergi. Aku hanya diam. Tidak mencoba menghentikanmu. Kamu benar.

Aku menatap makananku yang baru tersentuh sedikit. Sekarang sudah dingin.
Dan waktuku memang sudah habis.
Dan entah kenapa baru sekarang aku merasa lapar...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar