Selasa, 19 Juni 2012

Flash : Tabrak Lari


“Kasian banget korban tabrak lari di persimpangan sana. Nggak ada yang peduli.” Istriku memulai pembicaraan sembari mencari posisi yang nyaman di pelukanku yang sedang asik menonton berita. Aroma tubuhnya yang segarr menyapa hidungku. ”Nggak tau udah berapa lama dia di sana. Jadi aku yang berinisiatif mengantar ke klinik terdekat. Syukurlah lukanya nggak terlalu parah. Besok udah bisa keluar.” sambungnya lagi.

”Oh, pantesan agak telat nyampe rumah.” ujarku lalu mengusap-usap pundaknya.
”Sayangnya nggak ada yang ngeliat kejadian itu. Lagi sepi jam segini sih...” Aku tidak menanggapi. Aku memandang lurus ke layar elektronik yang menampilkan gambar berganti-ganti dalam diam.

”Di kantor nggak kenapa-kenapa, Pa?” cetusnya lagi memecah keheningan sembari tangannya sibuk memijat-mijat lenganku. Aku hanya mengecup dahinya. Otakku sekarang tidak bisa lagi menangkap dengan jelas. Pikiranku dipenuhi hal-hal lain yang begitu cepat seperti kilatan-kilatan cahaya berganti-ganti.

Diakhiri decitan rem dan suara tumbukan di depan mobilku sebelum melaju kembali meninggalkan sosok itu tergeletak sendirian di sana. Tepat di persimpangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar