Kamis, 26 Juli 2012

Flash : Orang ketiga


“Aku sudah mengajukan gugatan cerai…” Pras seolah menahan diri sebelum melanjutkan, “Sesuai keinginan kamu.” Luna, istrinya tidak memalingkan pandangan dari televisi di hadapannya. Menghela napas berat, dia pun berlalu masuk ke kamar tamu yang dia tempati sendiri hampir setengah tahun belakangan.

Sepeninggalnya, Luna menoleh ke penjuru ruangan memastikan dia sudah sendirian sebelum menyambar ponselnya yang sedari tadi tergolek di meja. Sembari menahan senyum dia menekan-nekan tombol yang langsung menghubungkannya ke orang di seberang sana. Menunggu sesaat saat penggilannya disambungkan.

”Halo? Ya. Dia sudah mengajukan gugatannya... Tidak ada masalah, paling lama sebulan sudah terkabul. Hhh... Yah, aku juga mau lebih cepat, sayang. Nggak sabar pengen lekas barengan dengan kamu. Tapi kamu sabar menunggu sebulan kan? Lagipula...”

Jerat kawat di leher memotong pembicaraannya. Ponselnya terlepas dari genggaman tangannya yang sibuk menggapai-gapai berusaha melepaskan diri. Tubuhnya meronta, mengejang berusaha melawan. Tapi hanya sesaat. Setelahnya dia tak bergerak lagi. Pras memandanginya dengan napas masih memburu oleh amarah. Seperti yang sudah dia duga, memang pasti karena ada orang ketiga. Dasar perempuan jalang, makinya dalam hati.

Sembari menyeka keringat yang menitik di dahi, tangannya terulur meraih ponsel Luna yang tergolek tidak jauh darinya. Menekan tombol untuk melihat panggilan terakhir dan langsung tercekat.

Itu nomor mantan istrinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar