Minggu, 22 Juli 2012

Puisi : Pembohong


Kutatap matamu yang kosong
lekat-lekat serupa penodong
yang menginginkan apa pun selain dompet kosong
melompong

Bisumu membuatku terbengong
namun belum menyerah menatap ceruk kosong
yang semakin mirip punggung bolong
yang horor berlatar jerit melolong

Di hutan yang jauh di kaki gunung yang sombong
yang dengan angkuhnya memandang para pelolong
tak tergerak sedikitpun untuk menolong
dan meredakan amarah bertong-tong
yang membanjir memenuhi gorong-gorong
berhulu tepat di ceruk matamu yang kosong
deras mendesir melewati kolong-kolong
menghalau apa pun, tanpa henti mendorong

Meskipun itu hanya harapan kosong
yang tetap tidak dapat kupahami meski hanya sepotong
berharap penjelasan darimu yang tak kalah sombong
seperti gunung yang acuh pada para pelolong

Kau bergeming, bengong
meski aku tak henti mendorong
begitu kuat merongrong
minta penjelasan barang sepotong

Dasar kau monyong
Pembohoooonggg!!!
(hong... hong... hong...)
gema menyahut ikut melolong

Aku plong!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar