Selasa, 31 Juli 2012

Flash : Kalah


Ruangan yang semula riuh sekarang sudah hening. Hanya terdengar helaan napas ditingkahi suara kertas dibolak-balik. Aku memusatkan pandanganku ke meja di hadapanku. Pandanganku mendadak buyar. Aku menghela napas dan menatap ke depan.

Saat itu pandangan kita bertemu
begitu lekat seolah padu
aku memalingkan pandangan menjauh
namun masih bisa kurasakan tatapanmu

Terpaku
Ke arahku

Aku melirik arlojiku. Waktu yang tersisa tidak banyak lagi. Keringat dingin mulai membanjir. Jemariku mengetuk-ngetuk cemas tak terkendali. Melihat ke kiri kananku. Hanya dipenuhi raut kusut yang sama denganku.

Kali ini aku tidak menoleh ke arahmu
karena dalam jarak ini aku bisa merasakanmu
secara paksa menggeledahku dengan matamu
ke setiap sudut tanpa jemu

Menciutkan nyaliku sampai jauh
tanpa tersisa daya untuk mengeluh
apalagi mengadu
karena kuasa sepenuhnya di tanganmu

Ah...
Apalagi pilihan yang tersisa
Buatku selain menyerah?

Aku menatap lembaran di hadapanku dengan pandangan kalah. Masih banyak yang harus kupecahkan, tapi pikiranku sudah terlalu keruh dan dengan gontai aku bangkit, diikuti puluhan pasang mata. Biarlah mereka menertawakanku yang menyerah kalah. Meski sedari awal sudah kusiapkan senjata. Senjata yang akhirnya hanya bisa berdiam di balik tali pinggangku.

Semua itu karena matamu
yang sedari awal terpaku
sepenuhnya ke arahku
membaca habis isi pikiranku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar