Sabtu, 21 Juli 2012

Flash : Perempuan semalam


Aku membuka mataku malas-malasan, namun menyerah karena silaunya berkas cahaya matahari yang begitu ngotot mencorong masuk dari balik tirai kamarku yang tipis. Hanya aku sendirian. Ranjang di sisiku masih menyisakan samar kehangatan. Ternyata dia sudah pergi tanpa menungguku.

Aku meregangkan tubuhku. Menggoyang leherku ke kiri dan kanan bergantian. Sepasang telapak kakiku mencium karpet. Kubiarkan mereka bertukar kabar sebelum bangkit dan berjalan keluar. Hari memang masih pagi, tapi aku harus segera berbenah. Ada undangan makan siang dari Donny, sahabat lamaku. Setelah hampir lima tahun tidak saling bertukar kabar, pasti banyak yang ingin kami bicarakan siang ini.

”Bawa juga istrimu, yah...” katanya saat mengundangku kemarin. Aku hanya terkekeh menanggapinya.

Istri yang mana? Aku masih terlalu asik menikmati perempuan-perempuan molek yang bertebaran bebas di sekitarku, lalu kenapa harus buru-buru mengikat diri? Ingatanku menghadirkan sosok perempuan yang menghabiskan waktunya denganku semalam. Padahal kalau dia tidak langsung menghilang, aku berniat mengajaknya ke reuni siang ini. Setidaknya jika situasi lebih ramai kami bisa jadi lebih cepat akrab.

Waktu terbang dan sekarang aku sudah di meja yang kupesan kemarin, duduk menanti kemunculan sahabatku. Memang masih terlalu awal, tapi tidak mengapalah. Toh aku sedang tidak terlalu sibuk hari ini.
”Andre? Udah lama?”
Aku mengangkat pandanganku dari menu di hadapanku. Donny berdiri di hadapanku dengan seorang perempuat. Jantungku mencelos.
”Apa kabar? Kenalin ini istriku...”

Aku langsung seperti kerbau dungu, mengulurkan tangan tanpa berkata-kata. Bayangan pergumulanku dengan perempuan itu semalam langsung berkelebat liar di benakku. Perempuan yang sekarang sedang tersenyum malu-malu menyambut uluran tanganku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar