Kamis, 26 Juli 2012

Flash : Tersangka


Aku menonton berita yang menampilkan sosoknya yang berjalan menunduk diapit dua orang petugas kepolisian. Di judul berita di sudut layar televisi disebutkan bahwa dia adalah tersangka pelaku kasus mutilasi yang sudah membuat gempar selama hampir enam bulan belakangan ini. Beberapa komentar berisi keterkejutan dan ketidak yakinan orang-orang bahwa dia sanggup melakukan kejahatan itu, namun semua bukti yang kuat mengarah padanya.

Termasuk aku. Aku yang selalu mengikuti perkembangan kasus itu hampir setiap hari dari semua media juga tidak percaya bahwa polisi akhirnya menetapkan dia sebagai tersangka. Hanya karena korban itu pernah mengganggu dan melecehkannya? Tapi korban itu seorang pria berbadan tegap sementara dia? Dia hanya seorang perempuan dengan postur mungil. Bagaimana mungkin dia pelakunya?

Bermacam-macam teori pun bermunculan yang semua membuat kejahatan itu sangat mungkin dia lakukan. Aku menggeleng tidak percaya. Tidakkah mereka lihat rautnya yang kebingungan itu? Raut tak berdaya itu? Yang tinggal sekarang adalah mengorek keberadaan senjata yang digunakannya untuk memutilasi korban yang hingga kini masih belum diketahui keberadaannya. Para ahli forensik menyebutkan senjata yang digunakannya adalah sebilah golok.

Tidakkah mereka berpikir, korban memang pantas mati? Andai mereka tahu betapa dia selalu mengganggu perempuan tak berdaya itu. Berkali-kali hingga perempuan itu begitu ketakutan bahkan mungkin meski sekedar untuk menghirup udara.

Yang diterima laki-laki itu memang pantas.
Agar perempuan itu bisa terbebas.

Aku melirik ke lemari pajanganku yang berisi bermacam-macam senjata tajam. Pandanganku terpusat pada sebilah golok yang sudah menghabisi laki-laki laknat itu. Semua demi perempuan itu. Pembantu rumah sebelah yang sudah beberapa waktu menarik perhatianku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar