Senin, 16 Juli 2012

Flash : Kopdar Bisu


Kafe tidak terlalu ramai, maklumlah sekarang bukan hari libur atau akhir pekan. Hanya ada beberapa meja yang terisi. Aku melihat nama kafe itu sekali lagi untuk memastikan. Ya. Di sini tempatnya. Aku melangkah ke dalam sembari mataku menyapu singkat seisi ruangan. Pandanganku berhenti di meja dekat mini bar yang diduduki seorang pria. Sebuah anggrek berwarna ungu terjepit rapi di saku kemejanya yang berwarna biru muda. Itu dia.

Aku meraih ponselku mengiriminya pesan singkat. Benar saja, dia langsung meraih ponselnya yang tergeletak di meja. Begitu dia celingukan aku langsung melambai. Dia membalas sembari tersenyum. Aku segera menghampirinya lalu kami bersalaman. Setelahnya kami duduk. Hening tanpa sebaris kata yang meluncur dari mulut kami yang seolah terkunci.

Seorang pelayan muncul menanyakan pesanan kami. Dia segera meraih buku menu yang sudah terbuka di mejanya lalu kami masing-masing memesan. Setelah pelayan berlalu lagi-lagi hening. Meskipun sudah sering mengobrol di dunia maya, ini adalah kali pertama kami bertemu langsung.

Ponselku bergetar. Sebuah pesan darinya. ’Kamu cantik.’ Bunyi pesan itu. Aku tersenyum lalu membalas ’Terima kasih. Kau juga tampan...’. Dia meraih tanganku dan sekujurku langsung tersengat. Tatapan kami kembali bertemu diiringi senyum. Lalu kembali hening.

Ponselku bergetar lagi.
Genggamannya lebih erat.
Andai aku tahu lebih awal...

Andai aku tidak terlalu sering membolos pelajaran bahasa isyarat saat mengikuti pelatihan relawan dulu...

Ah, seandainya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar