Plak!
Rasa panas menjalari telapak tanganku dan aku yakin rasa itu terasa
berlipat-lipat di pipinya. Buktinya setelah telapakku berpisah dari pipinya,
terlihat semburat kemerahan diikuti desis nyeri sembari tangannya mengusap
lokasi tamparan tadi.
”Nyamuk!” jawabku untuk tatapan bingung setengah kesalnya. Dia masih
mengusap-usap pipinya, belum bisa menerima penjelasanku.
”Nih!” tukasku sembari menunjukkan telapak tanganku beserta barang bukti ke
arahnya. Sorot matanya melembut setelahnya. Kepalanya sekarang celingukan.
”Emang banyak nyamuk, yah? Perasaan sedari tadi nggak ada. Lagian gak
kerasa juga di pipiku ada nyamuk.” ujarnya. Aku langsung cengengesan.
”Emang bukan di pipi kamu, kok...” Matanya sekarang melotot.
Aku hanya tertawa kecil penuh kemenangan. Bisa menyudahi petualangan nyamuk
usil, sekaligus melampiaskan kekesalan karena kemarin aku melihatnya merangkul
mesra perempuan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar