Minggu, 22 Juli 2012

Puisi : Puasa


Kau berpuasa?
Tanyaku padamu, hai perempuan setengah baya di pasar
yang sudah sedari subuh mendiami lapakmu
lebih tekun dari matahari yang masih malu-malu

Kau mengangguk mengiyakan
Bisa kulihat dengan jelas bibirmu yang kering
Pecah-pecah tak bermaya
Serupa bongkahan tanah diterpa kemarau panjang

Kau berpuasa?
Tanyaku padamu, hai lelaki penarik gerobak di pasar
Yang menemani perempuan yang kau sebut istri
Membawakan dagangannya subuh tadi

Kau mengangguk mengiyakan
Memamerkan jakunmu yang naik turun
Menarik kekosongan selain ludah
Ke dasar kerongkonganmu

Kau berpuasa?
Tanyaku padamu, hai gadis kecil yang bermain sendirian di pasar
Menunggui bunda tercinta yang sedang mengais rejeki
Dengan boneka kucel lusuh di tanganmu

Kau mengangguk mengiyakan
Meski malu-malu menjawab saat ini sedang belajar
Karena ini puasa pertamamu
Jadi belum terlalu kuat

Aku membelai kepala mungilnya
Dibalas senyum ramah tanpa prasangka
Hari baru menjelang setengah
Namun tak sedikitpun dia terlihat jengah

Kau berpuasa?
Tanyaku padamu, yang sedari tadi berjalan di sisiku
Mengembara di antara kerumunan yang padat di pasar
Dengan setia yanpa banyak bertanya

Seperti mereka kau juga mengangguk mengiyakan
Dengan tampang selusuh itu
Dengan tubuh selemas itu
Aku jadi bertanya-tanya

Kemana larinya energi sepiring nasi gurih
dan segelas teh manis hangat
yang baru saja kau lahap dengan nikmat
setelah beralasan keluar sebentar menemui pembeli?

Jika kau tahu tadi adalah puasamu yang terakhir
Akankah kau memilih mangkir?
Dengan penuh keyakinan melipir
Ke warung berselubung tenda di ujung lapangan parkir?

Yang langsung ketar-ketir
ketika melihat rombongan teman-temanmu parkir
sehingga panik lalu terbirit
tertabrak bus yang melaju menyisakan decit

Tapi tidak mengapa
Aku tidak akan menyakitimu
Setidaknya hingga tiba
Waktunya untuk menghakimimu

Di penghujung puasa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar