Dibingkai sepasang deretan semut beriring
Serupa telaga
bening
Di tengah hutan
perawan yang hening
Kutemukan sebelah
matamu yang juling
Matamu yang
juling
Pasti terlihat
asing
Di antara deretan
rapi gemerincing
Bola mata warna
warni yang berdenting
Denting yang
melenting
Menyisakan
denging
Tapi itu tidak
lagi penting
Karenanya
kubiarkan saja mereka menggelinding
Menjauh
menyamping
Searah matamu
yang juling
Yang entah sampai
kapan tetap membuatku merinding
Tak bergeming
Apalagi berpaling
Mungkin karena
aku sudah mulai sinting?
Ah, tapi itu tak penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar