Rabu, 22 Agustus 2012

Puisi : Dalam Dekapan Sepi


Pintu terbanting
lalu hening

Tiada lagi letupan memekakkan telinga
serupa mercon yang meluncur dari sela-sela bibir kita
dengan hujan ludah berisi serapah
serta mata yang panas akan pecah

Hanya aku sendirian di sini sekarang
meski sisa-sisa pertarungan belum total terbuang
beberapa sisa letusan masing terngiang
membuat dua sungai menggenang

Berisi benci,
sakit hati,
dan entah apa lagi

Yang perlahan menghilang
memudar dari sekujurku yang terasa gamang
lemas karena tenaga mendadak menghilang
menjauh tak menyisakan bayang

Dan saat itu kau datang menghampiri
melingkarkan lenganmu yang hangat
menentramkan aku yang merasa begitu sendiri
meredakan segala rasa yang tadi menyengat

Mataku terpejam
di dalam kedamaian yang begitu jernih
yang membuat segala rasa teredam
terhisap habis di balik sunyi

Kau yang kunamai Sepi
di dalam dekapanmu kurasakan
ketenangan yang begitu murni
yang hanya akan menghadirkan

Kerinduan yang begitu dalam
pada sosok tersayang
yang barusan menghilang
di balik pintu yang berdentam

Tapi tidak mengapa
di sini di dalam dekapan sepi
aku akan terus menanti
dia menyambutku kembali ke dalam peluknya...

Seperti yang sudah-sudah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar