Aku menjinjing plastik berisi belanjaanku, berjalan menyusuri pelataran parkir saat dari balik kacamata hitam aku menangkap pemandangan itu.
Sepasang manusia,
mungkin mereka suami istri atau masih sebagai kekasih. Si perempuan
menangkupkan kedua telapak tangan di wajahnya. Sepasang bahunya bergetar. Jelas
terlihat di mataku dia sedang menangis. Sementara si laki-laki berdiri di
hadapannya, berkacak pinggang, dengan wajah merah padam diiringi teriakan
berisi makian yang bahkan membuat dadaku ngilu.
Sadar ada yang
sedang menonton, laki-laki itu dengan tidak sabar langsung menarik lengan
perempuan itu menjauh meninggalkan tempat itu. Sekilas aku bisa melihat memar
di sudut bibirnya. Memar berwarna keunguan.
Sama seperti yang
melingkari mata kananku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar