Pintu kamar terpentang dan pemandangan itu pun langsung terpampang. Pemandangan yang hanya layak kusaksikan di dalam mimpi terburukku. Ranjang yang berantakan. Tubuh-tubuh telanjang serupa binatang birahi yang bergumul. Dua pasang mata yang keruh dengan keterkejutan dan rasa bersalah.
Ini pasti mimpi
buruk. Jika aku menutup mata, maka semua ini akan berakhir. Aku akan terbangun
dan keadaan baik-baik saja. Kata-kata itu yang terus kubisikkan keras-keras
dalam hati sembari memejamkan kedua mataku kuat-kuat. Berharap pemandangan itu
bukan hanya menghilang dari pandangan, melainkan juga dari ingatanku.
Benar saja.
Ketika aku
kembali membuka mata. Pemandangan itu lenyap sudah. Tidak ada ranjang yang
berantakan. Tidak ada pergumulan dan sorot mata itu. Kamarku kosong. Rapi
seperti saat kutinggalkan tadi.
Ya. Tadi itu
hanya mimpi buruk.
Aku menatap
kamarku puas lalu dengan tenang melangkah keluar. Melewati lemari yang sebelah
daun pintunya terbuka. Memandang puas tumpukan kardus yang rapi tersusun di
dalam sana. Sepotong jari mengintip dari selanya. Aku segera merapikannya
hingga tak terlihat lagi. Lalu menutup lemari.
Semua baik-baik
saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar