Rabu, 15 Agustus 2012

Flash : Mimpi Buruk


Pintu kamar terpentang dan pemandangan itu pun langsung terpampang. Pemandangan yang hanya layak kusaksikan di dalam mimpi terburukku. Ranjang yang berantakan. Tubuh-tubuh telanjang serupa binatang birahi yang bergumul. Dua pasang mata yang keruh dengan keterkejutan dan rasa bersalah.

Ini pasti mimpi buruk. Jika aku menutup mata, maka semua ini akan berakhir. Aku akan terbangun dan keadaan baik-baik saja. Kata-kata itu yang terus kubisikkan keras-keras dalam hati sembari memejamkan kedua mataku kuat-kuat. Berharap pemandangan itu bukan hanya menghilang dari pandangan, melainkan juga dari ingatanku.

Benar saja.

Ketika aku kembali membuka mata. Pemandangan itu lenyap sudah. Tidak ada ranjang yang berantakan. Tidak ada pergumulan dan sorot mata itu. Kamarku kosong. Rapi seperti saat kutinggalkan tadi.

Ya. Tadi itu hanya mimpi buruk.

Aku menatap kamarku puas lalu dengan tenang melangkah keluar. Melewati lemari yang sebelah daun pintunya terbuka. Memandang puas tumpukan kardus yang rapi tersusun di dalam sana. Sepotong jari mengintip dari selanya. Aku segera merapikannya hingga tak terlihat lagi. Lalu menutup lemari.

Semua baik-baik saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar