“Jadi malam ini kamu gak bisa ngapel?” Donna setengah merajuk di ujung sana. Aku menghela napas seberat-beratnya.
”Siapa yang gak
pengen ngapelin kamu? Tapi boss dan klien gak akan ngerti.” ujarku. Hening.
”Ya udah deh. Met
rapat.” ujarnya masih tak bersemangat.
”Kamu jangan
ngambek yah. Ntar aku bawain hadiah buat kamu. Love you...”
”Love you...” sahutnya lalu mengakhiri pembicaraan.
Pintu kamar pas
terbuka di hadapanku dan dia berputar manis dengan babydoll biru muda membalut tubuhnya yang sintal.
”Gimana, yank?
Cakep?” tanyanya setengah tidak yakin.
”Pas banget. Kamu
jadi makin cantik, deh.” sahutku. Dia berputar sekali lagi sebelum menutup
kembali pintu di hadapanku. Setelah membayar pakaian itu, kami kemudian
berjalan meninggalkan butik menuju ke restoran untuk makan malam. Angie
bergelayut manja di lenganku.
Kami berbelok
menghampiri restoran langganan ketika mendadak pundakku bersentuhan dengan
seseorang.
”Maaf...” ujar
kami bersamaan dan aku langsung mematung.
”Erik! Gak
nyangka ketemu di sini!” Angie memecah kebisuan. Pria itu tersenyum ramah
kepadanya. ”Ben, kenalin ini Erik temen kerjaku. Rik, itu pasti cewek kamu yah?
Ini Ben, pacarku. Wah bisa kencan ganda nih!” Keceriaan Angie masih berlanjut. Setelahnya kami berempat
saling mengulurkan tangan bersalaman. Tanganku akhirnya terulur kepada
perempuan pasangan Erik.
”Ben.” ujarku
kikuk.
”Donna.” balasnya
tak kalah kikuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar