Rabu, 08 Agustus 2012

Flash : Curang


Aku memandang pantulan di cermin lalu menghela napas. Aku melirik arloji. Seharusnya sekarang dia sudah tiba di tempat yang kami sepakati untuk bertemu. Tapi aku malah di sini, memandangi diriku sendiri dan kepercayaan diriku langsung menguap tak bersisa. Keyakinanku lenyap.

Ponselku bergetar. Sebuah pesan singkat darinya.
’Aku sudah tiba. Aku pakai baju biru, ya. Kutunggu lho.’

Aku keluar dari toilet lalu berjalan. Mataku menatap kafe yang sudah tidak jauh dari tempatku berdiri. Dia memang ada di sana, dengan kemeja biru seperti janjinya. Begitu tampan, sedangkan aku? Aku sadar, yang kulakukan ini curang namanya. Padahal setelah sekian lama kami berjanji akan bertemu dan sekarang aku malah memilih menjadi pengecut.

Aku mengeluarkan ponselku. Setelah menimbang-nimbang akhirnya aku mulai mengetik pesan singkat membalas pesannya yang tadi, ’Maaf, baru bisa mengabari. Ibuku mendadak sakit keras tadi malam. Aku masih di rumah sakit menemaninya. Maaf, aku tidak bisa memenuhi janji.’ Lalu mengirimkannya.

Aku mengamatinya, tapi dia tidak bereaksi. Tidak juga menyentuh ponselnya. Mungkin pesanku tidak terkirim? Dan saat itu, seorang pria separuh baya tidak jauh dariku meraih ponselnya. Mungkin mengecek pesan singkat yang baru masuk.

Pandangan kami bertemu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar