Kamis, 16 Agustus 2012

Flash : Orok


Perempuan itu mengusap peluh yang mengembun di keningnya. Pasien terakhirnya baru saja berlalu. Dia lalu berbenah, membereskan ruang prakteknya sebelum menutup pintu tanpa jam kunjungan sudah usai. Setelahnya dia langsung ke ruang makan yang bersebelahan dengan dapur yang masih mengepul. Di meja makan sederhana dia melihat semangkuk sup yang masih beruap.

”Bentar lagi kelar, Bu.” kata putrinya yang masih sibuk di dapur. Dia mengangguk lalu menuangkan segelas air. ”Belakangan ini pasien makin rame.” sambung putrinya lagi.
”Iya. Semakin banyak yang ngerasa gampang. Kalo mau yah disimpen, kalo gak yah tinggal kemari. Dibuang.” sahutnya lebih mirip keluhan. Putrinya muncul tidak lama kemudian dengan sepinggan tumis.

Dia menciduk sup dengan perlahan. Gumpalan serupa daging itu mengingatkannya pada orok yang dia pijat keluarkan dari rahim pasien pertamanya hari ini. Orok yang masih berumur empat bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar