Perempuan itu mengusap peluh yang mengembun di keningnya. Pasien terakhirnya baru saja berlalu. Dia lalu berbenah, membereskan ruang prakteknya sebelum menutup pintu tanpa jam kunjungan sudah usai. Setelahnya dia langsung ke ruang makan yang bersebelahan dengan dapur yang masih mengepul. Di meja makan sederhana dia melihat semangkuk sup yang masih beruap.
”Bentar lagi
kelar, Bu.” kata putrinya yang masih sibuk di dapur. Dia mengangguk lalu
menuangkan segelas air. ”Belakangan ini pasien makin rame.” sambung putrinya
lagi.
”Iya. Semakin
banyak yang ngerasa gampang. Kalo mau yah disimpen, kalo gak yah tinggal
kemari. Dibuang.” sahutnya lebih mirip keluhan. Putrinya muncul tidak lama
kemudian dengan sepinggan tumis.
Dia menciduk sup
dengan perlahan. Gumpalan serupa daging itu mengingatkannya pada orok yang dia pijat keluarkan dari rahim pasien pertamanya hari ini. Orok yang masih
berumur empat bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar