Laki-laki itu berpaling lalu mengenakan celananya. Mengeluarkan sebatang rokok lalu menyulutnya sebelum mulai menghisapnya dalam-dalam. Perempuan di sebelahnya juga segera menarik selimut menghalau ketelanjangannya. Duduk bersender di dinding.
Malam pertama
yang harusnya basah oleh cinta ternyata harus sekering ini.
”Kau bilang masih
perawan? Buktinya? Kau tidak mungkin masih perawan.” Laki-laki itu memecah
hening. Kekesalan dan kecewa menggelayut di tiap kata-katanya.
”Aku memang masih
perawan...” Perempuan itu menyahut. Tangis mulai menyesakinya.
”Kau masih berani
mengaku perawan? Tidak mungkin! Aku tahu membedakan yang masih perawan dan
tidak!” Amarah mulai memuncak. Sekarang mereka bertatapan. Pandangan laki-laki
itu menghunus, sementara si perempuan hanya bisa pasrah.
”Aku memang masih
perawan. Baru kaulah pria yang kucintai sepenuh hati... Baru kali ini aku
menyerahkan tubuh dan hatiku sepenuhnya karena cinta...”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar