Aku sedang mengusap-usap kepalanya ketika melihat sebentuk lingkaran tepat di puncak kepalanya. Lingkaran yang terlihat berkilauan di mataku. Dan karena penglihatanku yang istimewa ini, aku akhirnya tahu siapa perempuan molek yang sekarang sedang bersandar manja di dadaku ini.
Aku mengecup puncak kepalanya, lalu berbisik “Kau tahu? Saat
kukecup puncak kepalamu sekali lagi, maka kau akan jadi sosok yang berbeda.” Dia mengangkat pundak tapi tetap di
posisinya. Aku tersenyum. “Kau tidak tertarik?”
Sekarang mata
kami bertemu. Dia memang cantik. Entah siapa yang sudah menyegelnya sedemikian
rupa? ”Sekarang pun aku sudah jadi sosok yang berbeda. Karena ada kamu.”
ujarnya manis.
Tentu saja dia
tidak ingat. Segel itu pasti menghapus seluruh ingatan tentang siapa dirinya
yang sebenarnya. Lalu kenapa aku ingin membuka segel itu? Apakah karena aku
sudah bosan padanya? Atau hanya ingin menolongnya kembali menjadi dirinya yang
sebenarnya? Tapi bagaimana pun kami berbeda.
Aku merengkuh
lalu mengecup puncak kepalanya. Kali ini lebih lama karena aku sekaligus
menarik segel itu. Melepaskannya dari ikatan dengan dunia ini. Dan ketika segel
itu tercabut sosoknya lenyap dari pelukanku. Sekarang dia berdiri di hadapanku.
Jubah putih menggantung di tubuhnya, rambut panjangnya terjurai berantakan di
kedua sisinya, dan matanya yang kosong menatapku.
Kami sama-sama diam tak bergerak, sebelum akhirnya sembari mengikik nyaring dia pun berbalik dan
menghilang di balik tembok kamarku. Meninggalkan aku sendiri dengan pasak logam
berkilauan terjepit di antara bibirku. Dia tidak akan kembali lagi. Mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar