Patah
tulangku
ketika beban
hidup tak bernama
enggan lalu dari
pundakku
Patah
semangatku
ketika gumpalan gelisah
berhasil merajai
relungku
Patah
tekadku
ketika ragu berbuah
resah
meracuni segenap
pembuluhku
Patah
hidupku
ketika segala
harap dan pinta
tak berbentuk
serupa kabut di mataku
Patah
hatiku
ketika kau dengan
gagah
tetap memilih dia
bukannya aku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar