Kamis, 09 Agustus 2012

Flash : Sahabat Setia


Dengan hati-hati aku menggeser lengan pria tambun yang rupanya sudah langsung pulas terlelap di sisiku. Perutnya yang buncit tersaput keringat samar, dan dari mulutnya yang setengah terbuka suara dengkuran keras memenuhi ruangan.

Aku menghela napas lalu turun dari ranjang. Keluar dari kamar, menuju ke ruang kerjaku. Membuka laci meja dan meraba kompartemen rahasia di baliknya, mengeluarkan sahabat setiaku dan mengamatinya dengan penuh sayang.

Sahabat setiaku.
yang paling bisa mengerti aku.
tidak seperti laki-laki yang hanya memakaiku
semaunya sekedar memuaskan mereka, bukannya aku.

Sahabat setiaku
yang dalam keterbatasannya
tanpa pamrih memuaskanku
dengan sabar menuntunku menggapai langit ke tujuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar