Kamis, 09 Agustus 2012

Flash : Makan Malam Istimewa


Dengan langkah gontai dia meninggalkan perempatan yang mulai sepi karena langit sudah gelap dari tadi. Kaleng yang dia tadahkan bergemerincing dengan koin yang hanya beberapa keping. Perutnya sudah berontak sedari tadi minta diisi. Setibanya dia di pojok di kolong jembatan, beberapa temannya sudah lebih dulu di sana. Nasib mereka tidak jauh berbeda. Hanya beberapa keping koin mengisi kaleng mereka masing-masing.

”Bayu kemana?” tanyanya ketika tidak melihat teman mereka yang paling kecil. Sebelum sempat dijawab, Bayu sudah kembali dengan sebuah bungkusan.
”Cuma cukup buat beli yang kecil.” katanya tanpa ditanya.

Mereka pun lalu duduk berkerumun dan mulai mengedarkan barang yang dibeli Bayu tadi berkeliling. Hingga tiba gilirannya. Dengan sisa tenaga dia mengangkat sekaleng lem itu ke dekat hidung lalu menghirupnya dalam-dalam.

Setelah itu perasaannya yang gundah perlahan lenyap berganti kenyamanan dan kehangatan. Pandangannya yang jernih sekarang bisa melihat dengan jelas sebakul nasi mengepul lengkap dengan lauknya yang masih hangat. Siap mengisi perutnya yang sudah kempes sedari pagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar