Tabir
putih keabuan
bertumpuk,
bergumul di
pelupuk
bergelayut,
berarak perlahan
Tabur
dengan hanya
sekali sentakan
meninggalkan
jejak halus tak kasat mata
menyisakan tanya
minus jawaban
serupa pucuk
meronta tertimbun tanah
Tebar
jauh menguar
melebar
dan terus menerus
diumbar
diikuti puluhan
pasang mata di sekeliling mimbar
Tabir
perlahan satu per
satu
membebaskan diri
dari ikatan
yang sedari tadi
sudah bermandi peluh
bertahan menutupi
menghalau godaan
Tabur
mengoles hasrat
setipis mungkin
di sekujur perawan
diikuti sungging
sekelompok aurat
merasa menang
setelah begitu lama dalam penantian
Tebar
keluar
menyusuri selasar
yang sekarang
berpijar
diikuti desah
tertahan dan mata-mata nyalang nan liar
Melipir
setengah mencibir
menawarkan madu
dunia di ujung bibir
dari sekujur yang
mendadak nyinyir
merangsek bebas tanpa
tabir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar