Jumat, 17 Agustus 2012

Puisi : Gerimis di Sore yang Manis


Di suatu sore yang manis
langit mendadak meringis
menghantarkan gerimis
yang mengalun lembut melankolis

Sore itu memang sangat manis
kucecap sudah rasanya yang tak habis-habis
berharap bisa menemukan rasa lain walau hanya seiris
tapi yang menyapa lidahku hanya manis

Betapa ingin aku tularkan rasa manis
ke mata indahmu yang dirundung tangis
tak sudah-sudah oleh ulah si Bengis
demikian aku selalu menyebutnya dengan sinis

Pertanyaan muncul tak berhenti mengais
rasa penasaranku tentangmu dan si Bengis
hubungan istimewa yang di mataku hanya berupa garis
yang dari hari ke hari semakin samar menipis

Aku tidak sama dengannya yang bengis
merobek hati dan relungmu tanpa sanggup kautepis
kaubiarkan dia bermain meski perasaanmu teriris
rasa perih, kecut dan asam yang kaunyatakan manis

Sore yang begitu manis
tak hanya ditemani langit yang meringis
namun juga harus menyaksikan tangis
yang dimataku tak lagi manis

Segala dayaku perlahan habis
nyaris tak bersisa lagi untuk meneteskan manis
yang langsung kering terhisap hubunganmu dengan si Bengis
menyisakan relungku sendiri yang ikut teriris

Gerimis di sore yang manis
biarlah hanya untukmu dan si Bengis
nikmatilah berdua sampai habis
aku sudah bosan dengan yang manis-manis

Menurutmu aku sinis?
Yo wis...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar